Satukanal.com, Malang – Guna mendukung Pemerintah Kota Malang dalam membuat kebijakan menangani masalah ketersediaan air dan sanitasi. Pada Senin (08/02/2021) Walikota Malang, Drs. H. Sutiaji, menerima dokumen hasil Kajian Kerentanan Mata Air dan Rencana Aksi (KKMA-RA) Mata Air Clumprit yang telah digarap oleh USAID – Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene (IUWASH) menggandeng Yayasan Lingkungan Hidup Seloliman (YLHS).
Salah satu fokus didalam kajian tersebut membahas terkait dengan pentingnya sumur resapan. Mengingat debit mata air Clumprit, Kecamatan Lowokwaru, yang merupakan salah satu sumber ketersediaan air di Kota Malang, yang saat ini tengah kritis. Dengan adanya penurunan debit sebanyak 2,3 liter/detik di setiap tahunnya.
Kegiatan yang berlangsung di Ruang Rapat Walikota, Balaikota Malang membahas terkait adanya sumur resapan ini menjadi salah satu jalan keluar atau solusi guna menyerap limpasan air hujan serta menjamin ketersediaan air. Hal ini juga praktis mampu mengurangi titik banjir di Kota Malang.
Suroso selaku Ketua YLHS menyampaikan bahwa, membangun sumur resapan menjadi penting guna meningkatkan debit ketersediaan air. Idealnya dibutuhkan 1.400 sumur resapan guna meningkatkan debit air di Clumprit. Dalam kesempatan tersebut, IUWASH Plus dan YLHS juga memaparkan percontohan 15 sumur resapan yang telah digarapnya di Kabupaten Malang.
Menurut Sutiaji, sumur resapan juga telah menjadi proritas dan komitmen bersama dalam menjaga lingkungan di tiap-tiap kelurahan di Kota Malang. “Saya minta konsentrasinya di sumur resapan. Saya minta per kelurahan minimal 10 sumur resapan. Agar ketersediaan air semakin hari semakin bagus,” Ujarnya.
Kegiatan serah-terima dokumen hasil KKMA-RA Mata Air Clumprit tersebut diakhiri dengan penandatanganan dokumen oleh Walikota Sutiaji yang juga disaksikan langsung oleh Sekretaris Daerah Kota Malang dan Kepala Bappeda, juga perwakilan dari IUWASH Plus dan YLHS.
Pewarta : Naviska
Editor : Redaksi Satukanal